Psikologi Industri Tentang Kepemimpinan MSDM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan”. Dari makalah ini semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua betapa pentingnya pemimpin.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu selaku dosen mata kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.



PADANG 10 OKTOBER







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi­-fungsi manajemen, terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, maka berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang bawahannya, Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.
Sebuah organisasi hanya akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap terhadap perubahan yang pasti akan terjadi. Pemimpin masa kini dan masa depan dituntut untuk tidak sekedar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan yang bergerak sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai bentuk perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang diperlukan.

1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk berbagi informasi kepada kita semua  tentang arti penting pemimpin dalam sebuah organisasi, dan khususnya kami sebagai penulis mengajak untuk menjadi pemimpin yang baik dan jujur dalam sebuah organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.KEPEMIMPINAN VS MANAJEMEN
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan organisasional.
Kekuasaan adalah kemampuan yang berpotensi untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
B.Karakteristik pemimpin dan manajer

JIWA
PIKIRAN
Visioner
Rasional
Penuh gairah
Berkonsultasi
Kreatif
Persisten
Fleksible
Menyelesaikan masalah
Penuh Inspirasi
Berwatak keras
Inovatif
Analitikal
Berani
Terstruktur
Imaginatif
Tenang
Suka mencoba
Berkuasa
Mencetuskan perubahan
Menstabilkan
Kekuatan pribadi
Kekuasaan Posisi






















Kekuasaan Posisi
Kekuasaan manajer tradisional datang dari organisasi.  Posisi manajer memberinya kekuasaan untuk memberikan penghargaan atau hukuman.
1. Kekuasaan sah
2. Kekuasaan penghargaan
3. Kekuasaan koersif
Kekuasaan Pribadi
Kekuasaan pribadi berasal dari sumber-sumber internal seperti pengetahuan khusus, karakteristik kepribadian.
-Dua tipe kekuasaan pribadi adalah :
kekuasaan ahli : kekuasaan yg berasal dari pengetahuan khusus atau ketrampilan dalam tugas-tugas yang dikerjakan oleh para bawahan.
 Kekuasaan pengacu : kekuasaan yang berasal dari karakteristik –karakteristik yang membangkitkan pengenalan, rasa hormat dan kekaguman para bawahan.
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN :
Karakteristik (traits) : karakteristik pribadi yang istimewa, seperti intelijensi,nilai-nilai dan penampilan.

Karakteritik-karakteristik fisik
Kepribadian
Karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan
Energi
Kepercayaan diri
Stamina fisik
Kejujuran dan integritas
Dorongan keberhasilan,keinginan untuk unggul
Antusiasme
Sifat berhati-hati dalam mengejar tujuan-tujuan
Keinginan untuk memimpin
Tekun menghadapi rintangan-rintangan,keuletan
Kemandirian
Intelejensi dan kemampuan
Karakteristik sosial
Latar belakang sosial
Intelejensi,kemampuan kognitif
Keramahan,ketrampilan antarpersonal
Pendidikan
Pengetahuan
Kemauan untuk berkooperatif
Mobilitas
Penilaian, ketegasan
Kemmapuan untuk bekerjasana
Kebijaksanaan,diplomasi









C.Pemimpin otoriter dan pemimpin Demokratis
          Pemimpin Otoriter adalah seorang pemimpin yg cenderung memusatkan otoritas dan mengandalkan kekuasaan sah,penghargaan dan koersif untuk mengatur bawahannya. 
          Pemimpin demokratis adalah seorang pemimpin yang mendelegasikan otoritas untuk orang lain,mendorong adanya partisipasi dan mengandalkan kekuasaan ahli serta kekuasaan pengacu untuk mengatur para bawahannya.
Hasi penelitian OHIO STATE UNIVERSITY
Univ. Ohio melakukan survey untuk memahami perilaku pemimpin dalam mempengaruhi bawahan. Hasil survey mengemukakan 2 kategori luas dari demensi perilaku pemimpin, yaitu :
1.Pertimbangan(Consideration)
yang menggambarkan perilaku pemimpin yang empati & sensitif terhadap bawahan, menghormati ide & perasaan mereka, berusaha menciptakan kepercayaan timbal balik dengan bawahan.
2. Inisiasi struktur (initiating structure)
menggambarkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada penyelesaian tugas, mengarahkan aktivitas org secara ketat untuk mencapai tujuan tertinggi.
Peneliti UNIV MICHIGAN meneliti demensi perilaku pemimpin melalui produktivitas kelompok atau bawahan, sehingga secara langsung membandingkan mana perilaku pemimpin yg efektif dan mana perilaku pemimpin yg tdk efektif, hasilnya adalah dua demensi perilaku pemimpin, yaitu : berpusat pd bawahan (employee centered) dan berpusat pd tugas (job centered).
D.Pendekatan Kontingensi
Keyakinan dasar pendekatan kontigensi adalah perilaku pemimpin yang efektif pada situasi tertentu belum tentu efektif dalam situasi lainnya.
Model Kontingensi Fiedler
-FIEDLER cs mencari hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi organisasional. Pokok t. Fiedler berfokus pada apakah seorang pemimpin menekankan pada gaya orientasi hubungan atau tugas.
-Untuk menentukan apakah seorang pemimpin berorientasi pada tugas atau hubungan.
- Jika orientasi hubungan, pemimpin menekankan pada terciptanya kepercayaan & penghormatan timbal balik, mendengar kebutuhan bawahan & komunikasi 2 arah.
- Jika orientasi tugas, pemimpin menekankan pada penyelesaian tugas dan prestasi tinggi dari bawahan.
3        Elemen dari situasi yang dihadapi pemimpin:

1.       Kualitas hubungan pemimpin - bawahan  
2.       Struktur tugas, yaitu apakah tugas yang dikerjakan bawahan terdefinisi, melibatkan prosedur yang spesifik, jelas, mempunyai tujuan pasti
3.       Kedudukan kekuasaan, berhubungan dengan apakah pemimpin memiliki wewenang formal yang kuat pada bawahan.

Dari 3 elemen di atas menghasilkan 8 situasi kepemimpinan, yang dibedakan menjadi situasi yang favorable dan non favorable, seperti berikut :
KLASIFIKASI SITUASI YG FAVORABLE


SITUASI

SANGAT
FAVORIABLE

MENENGAH

MENENGAH
HUB.
PEMIMPIN

BAIK

BAIK

BAIK

BAIK

JELEK

JELEK

JELEK

JELEK
STRUKTUR
TUGAS

TINGGI

RENDAH

TINGGI

RENDAH

KEDUDUKAN
KEKUASAAN

KUAT

LEMAH

KUAT

LEMAH

KUAT

LEMAH

KUAT

LEMAH

Menurut FIDLER membandingkan kedua gaya kepemimpinan dengan situasi yang dihadapi pemimpin menghasilkan 2 kesimpulan :
1.       Pemimpin dengan gaya berorientasi tugas lebih efektif ketika situasi yang dihadapi sangat favorable atau unfavorable.
2.       Pemimpin dengan gaya berorientasi hubungan akan efektif jika situasi yang dihadapi menengah.

Menurut FIEDLER, pemimpin harus memahami 2 konsep pokok dari teorinya yaitu :
  1. Pemimpin harus memahami orientasi seperti apa yang sedang diperankannya dan
  2. Pemimpin harus mendiagnosa situasi dan menentukan gaya yang sesuai dengan situasinya

TEORI SITUASIONAL DARI HARSEY & BLANCHARD
Teori ini berfokus pada karakteristik kematangan bawahan sebagai kunci pokok situasi yang menentukan keefektifan perilaku pemimpin.
Terdapat 4 gaya kepemimpinan dari teori situasional yang penting yaitu:
-Gaya memberitahu
Ditandai dengan komunikasi satu arah, bersifat instruksi yang mengarahkan bawahan, secara ketat dalam menyelesaikan tugas.
- Mempromosikan
Ditandai dengan komunikasi dua arah dari pemimpin, walaupun masih memberikan pengarahan, tetapi pemimpin masih meminta masukan dari bawahan sebelum mengambil keputusan.
-Berpartisipasi
ditandai dengan kerjasama antara pemimpin dan bawahan dalam pengambilan keputusan melalui komunikasi 2 arah dan memberikan kemudahan akses informasi penting
-Mendelegasikan
ditandai dengan kebebasan dan pendelegasian tugas serta wewenang yang luas kepada bawahan. Pemimpin hanya memberikan sedikit pengarahan dan pengawasan, karena bawahan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan efisien.




3 GAYA KEPEMIMPINAN YANG POKOK YAITU :
1.Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan Otokratis ini meletakkan seorang pemimpin sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan segala-galanya. Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah. Oleh karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak diperkenankan membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota atau bawahan tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan ini segala sesuatunya ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi terletak pada pemimpin.
2.Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini memberikan tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya, sehingga mendapat tempat sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pemimpin mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta mengkoordinasi.
3.Gaya Kepemimpinan Laissez faire
Pada prinsipnya gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan mutlak kepada para bawahan. Semua keputusan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Dalam hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan contoh-contoh kepemimpinan. (Ngalim Purwanto, 1992:48-50)
TEORI PATH GOAL
Teori ini menekankan tanggung jawab pemimpin untuk meningkatkan motivasi karyawan agar tujuan personal dan organisasional tercapai.
Pemimpin meningkatkan motivasi bawahan dengan cara :
-Mengklarifikasikan jalan menuju reward yang tersedia, atau
-Meningkatkan reward yang diinginkan & diharapkan bawahan.
Klarifikasi jalan, artinya pemimpin bekerja dengan bawahan utk menolong mereka mengidentifikasi dan belajar tentang perilaku apa saja yang membawa penyelesaian tugas yang efektif serta mencapai reward organisasi.
Meningkatkan reward, artinya pemimpin berbicara kepada bawahan untuk belajar memahami hadiah seperti apa yang diinginkan bawahan, apakah mereka menginginkan hadiah intrinsik atau lebih menginginkan hadiah ekstrinsik, seperti gaji dan   promosi.
TEORI PATH GOAL MEMBERIKAN 4 KLASIFIKASI PERILAKU KEPEMIMPINAN, SBB :
1.Kepemimpinan suportif, digambarkan sebagai pemimpin yang menunjukkan perhatian besar pada kesejahteraan dan pemenuhan kebutuihan bawahan.
2.Kepemimpinan direktif, digambarkan sebagai pemimpin yang menunjukkan dominasi dalam mengarahkan, mengawasi & mengatur bawahan,
3.Kepemimpinan partisipatif, digambarkan sebagai pemimpin yang lebih banyak mengkonsultasikan dan mendiskusikan masalah dengan bawahan sebelum mengambil keputusan.
4.Kepemimpinan orientasi berprestasi, digambarkan sebagai pemimpin yang menetapkan tujuan yang jelas & mempunyai tantangan besar untuk bawahan.

PRINSIP PENERAPAN TEORI PATH GOAL :
1.Pemimpin harus memahami kebutuhan bawahannya dan berusaha merangsang bawahan mencapai kebutuhan tersebut melalui reward yang tersedia.
2.Pemimpin berusaha meningkatkan hadiah bagi bawahannya ketika berhasil mencapai tujuan kerjanya.
3.Pemimpin berusaha menyediakan jalur/jalan yang mudah bagi bawahan untuk mencapai tujuannya dengan memberikan bimbingan dan pengarahan maksimal.
4.Pemimpin harus menolong bawahan mengklarifikasikan harapannya, agar bawahan tidak mempunyai harapan yang terlalu tinggi.
5.Pemimpin harus berusaha mengurangi hambatan yang menimbulkan frustasi bagi proses pencapaian tujuan kinerja bawahan.
6.Pemimpin harus berusaha meningkatkan kesempatan pada bawahan untuk merasakan kepuasan pribadi melalui pencapaian kinerja yang efektif.







BAB 3
 KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Setiap organisasi dituntut selalu peka terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi.
Kepemimpinan yang merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga tidak berlaku hukum rimba. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat . Maka dari itu seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari perubahan di sekitarnya, serta mencanangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok juga merupakan sarana pencapaian tujuan. Pemimpin dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok.
3.2 Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika mampu berhasil memimpin dirinya sendiri akan kelak berhasil juga menjadi pemimpin dari organisasi yang dijalankan.
3.3 Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi “Kepemimpinan dalam Organisasi” yang kami bahas dalam makalah ini, semoga bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua, kami mohon maaf atas banyaknya kekurangan karena terbatasnya referensi yang kami peroleh. Sekiranya para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami. Sekian penutup dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/document/d/1O5c_RdTwN2knk6J2oDCN-oNj6BSoxP3nksGWpr4Rxvo/edit?pli=1
























MonkeyDLuffy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram