CONTOH KERANGKA PENELITIAN KUANTITATIFDALAM METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PENELITIAN KUANTITATIF

JUDUL PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
   A. LATAR BELAKANG
   B. IDENTIFIKASI MASALAH
   C. PEMBATASAN MASALAH
   D. PERUMUSAN MASALAH
   E. TUJUAN UMUM PENELITIAN
   F. MANFAAT PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
    A. DESKRIPSI TEORI
    B. PENELITIAN YANG RELEVAN
    C. KERANGKA BERPIKIR
    D. HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN
      A. TUJUAN KHUSUS PENELITIAN
      B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
      C. VARIABEL PENELITIAN
      D. METODE PENELITIAN
     E. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
     F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
     G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
      A. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN
      B. PENGUJIAN PERSYARATAN PENGOLAHAN DATA
      C. PENGUJIAN HIPOTESIS
      D. INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
    A. KESIMPULAN
    B. IMPLIKASI
    C. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


KERANGKA PENELITIAN KUANTITATIF
JUDUL PENELITIAN                    
                  Judul merupakan format kesimpulan (summary form), isi dari seluruh penyelidikan. Judul merupakan kerangka referensi (frame of reference) untuk keseluruhan tesis atau skripsi. Judul merupakan milik kita sebagai peneliti dan oleh karenanya kita dapaat mengklaimya.
Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan peneitian. Oleh karena itu tujuan penelitian di rumuskan dari masalah penelitian, atau dengan kata lain tujuan penelitian itu merupakan jawaban sementara dari pertanyaan –pertanyaan penelitian, maka judul penelitian mencereminkan masalah penelitian.
Contoh judul penelitian:                               
1. Pengembangan Pola Pembelajaran Teknologis Bagi Anak-Anak Cacat
2.      Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
3.      Pengembangan Sistem Ujian Nasional Yang Efektif Dan Adil
      4.      Pengembangan Sistem Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan Peserta Didik

1. PENDAHULUAN                       
            Pendahuluan merupakan bab pertama dari karya tulis yang berisi jawaban apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian.
Macam-macam pendahuluan:



A. LATAR BELAKANG
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung. Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang adalah:
1. Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi. Kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
2. Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
3. Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Tujuan identifikasi masalah yaitu agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian.

C. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan Masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.
Sebelum menentukan batasan masalah, peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Masalah yang dibatasi hendaklah masih dalam kemampuan peneliti.
2. Masalah yang dibatasi hendaklah dapat diuji berdasarkan data-data yang mudah diperoleh di lapangan.
3. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup penting untuk diselidiki.
4. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup menarik minat peneliti.

D. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.

E. TUJUAN UMUM PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang  akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian.  Tujuan penelitian berfungsi :
1.      Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2.      Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
3.      Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4.      Untuk memperlihatkan efek tertentu

F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan kurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis.
Secara singkat manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.
b. Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarka kemampuan sumber daya, dan kemungkunan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.
c. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan yang terjadi didalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut.
d. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk meyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan.
e. Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, dan ketenaga kerjaan baik secara kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung sistem kesehatan.

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam penelitian adalah teori. Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru.

A. DESKRIPSI TEORI
             Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52).
Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
  1. Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
  2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
  3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN
            Penelitian yang relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang sudah pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyani keterkaitan dengan judul dan topic yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian juga bermakna berbagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas.

C. KERANGKA BERPIKIR
            Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir iini disusun dengan berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka berpikir ini merupakan suatu argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan suatu hipotesis, argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis premis dasarnya.
Kerangka berpikir yang meyakinkan hendaklah memenuhi kriteria kriteria sebagai berikut:
1. Teori yang digunakan dalam berargumentasi hendaknya dikuasai sepenuhnya serta mengikuti perkembangan teori yang muktahir.
2. Analisis filsafat dari teori-teori keilmuan yang diarahkan kepada cara berpikir keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut harus disebutkan secara tersurat semua asumsi, prinsip atau postulat yang mendasarinya.


D. HIPOTESIS PENELITIAN
            Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.
Macam macam hipotesis dalam penelitian, sebagai berikut :
1. Hipotesis Deskriptif
Pengertian Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif ini merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.

2. Hipotesis Komparatif
Pengertian Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
(1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
(2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
Sampel Independen, komparatif tiga sampel
Ho : Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
Ha : Terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
             
3. Hipotesis Asosiatif
Pengertian Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.
Ha : Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.

III. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan.           
Metode penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.
Menurut Nazir, seorang peneliti sebelum melaksanakan penelitian, sebaiknya menjawab terlebih dahulu tiga buah pertanyaan, yaitu :
1. Urutan kerja apakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian ?
2. Alat-alat apakah yang akan digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data ?
3. Bagaimana melakukan penelitian tersebut ?
                                                                      
Contoh metode penelitian :
Apabila dalam sebuah penelitian, yang dibicarakan adalah pelaksanaan percobaan di lapangan, di mana dalam penentuan plot, pertama-tama dilakukan pembagian daerah menjadi beberapa blok, kemudian setiap blok dibagi lagi dan seterusnya, maka yang dibicarakan adalah prosedur penelitian. Jika, yang dibicarakan adalah penggunaan interview atau wawancara sebagai alat pengumpulan data, maka yang dibicarakan adalah teknik penelitian. Jika yang dibicarakan adalah bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan prosedur dan alat bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian. Jadi, dalam metode penelitian ini tercakup prosedur penelitian dan teknik penelitian.
Jenis jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai berikut.
1. Metode Historis
Metode historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu.
2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
3. Metode Korelasional
Metode korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi.
4. Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya.
5. Metode Kuasi Eksperimental
Metode kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.

A. TUJUAN KHUSUS PENELITIAN
Tujuan khusus mengandung hal-hal lebih rinci yang ingin dicapai oleh peneliti. Merupakan uraian yang lebih detail dari tujuan umum. Tujuan khusus harus konsisten dengan pertanyaan penelitian. Jika pertanyaan penelitian ada lima maka tujuan khusus juga ada lima. Pertanyaan penelitian nomor satu harus konsisten dengan tujuan khusus penelitian nomor satu. Pertanyaan penelitian nomor dua harus konsisten dengan tujuan khusus penelitian nomor dua, begitu seterusnya.
Cara penulisan tujuan khusus sama dengan penusan pertanyaan penelitian, hanya saja tujuan khusus dapat dibuat dalam kalimat berita. Tujuan khusus yang baik adalah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Dibuta dalam kalimat berita
b.      Konsisten dengan pertanyaan peneliitian, baik dari jumlah maupun urutannya
c.       Bersifat spesifik (menyebutkan variabel penelitian)
d.      Bila terdapat pertanyaan utama dan pertanyaan tambahan, buat tujuan khusus utama dan tujuan khusus tambahan
e.       Bila variabel lebih dari satu, maka tujuan penelitian boleh disatukan
f.       Bila variabel tergatung lebih dari satu, maka tujuan penelitian hendaknya dipisah.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian harus dijelaskan agar pembaca mengetahui dimana penelitian ini dilakukan dan kapan dilakukannya. Ada beberapa penelitian yang hasilnya dipengaruhi oleh tempat dan waktu penelitian. Sebagai contoh penelitian tentang “pengaruh pemberian kolkisin terhadap pertumbuhan tanaman tomat”. Penelitian sangat dipengaruhi waktu dan tempat melakukan penelitian. Apapun yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat jelas ada perbedaan antara pertumbuhan tanaman tomat yang tumbuh di pegunungan dengan pertumbuhan tanaman tomat yang tumbuh di dataran rendah. Penelitian yang dilakukan pada musim penghujan tentu akan mendapatkan hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan di musim kemarau. Itulah pentingnya menjelaskan waktu dan tempat penelitian dalam menyusun karya tulis ilmiah.

C. VARIABEL PENELITIAN
            Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu / kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya.
Contoh: Jika  kita membicarakan mengenai mahasiswa, hal itu belum dapat dikatakan variabel. Sebab mahasiswa saja hanya merupakan sebuah konsep. Tetapi jika kita sudah membicarakan mengenai Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, itu artinya kita sudah bisa dikatakan membicarakan variabel, karena Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Ekonomi itu termasuk kategori.

D. METODE PENELITIAN
Metode penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.

E. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Jenis-jenis teknik pengambilan sampel:
1)  Teknik sampling secara probabilitas
Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi  sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah  dengan undian.
b) Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
c) Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya  dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.
d) Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional.
e) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi  yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

2) Teknik sampling secara nonprobabilitas.
Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.
a) Purposive sampling   atau  judgmental sampling  Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti. 
b) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).
Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju. 
c) Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
d) Accidental sampling  atau convenience sampling Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar.

E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Dalam tahap pengolahan data ini, ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1. Penyuntingan (editing)
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
– Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan
– Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan
– Keajegan (consistency) jawaban responden
Dalam menyunting, penyunting harus diberitahu agar tidak mengganti atau menafsirkan jawaban responden. Jadi kebenaran jawaban dapat terjaga

2. Pengkodean (coding)

– Pengkodean dapat dilakukan dengan memberi tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban responden yang diterima.
– Tujuan pengkodean adalah untuk penyederhanaan jawaban responden
– Harus diperhatikan pemberian pada jenis pertanyaan yang diajukan (pertanyaan terbuka atau pertanyaan tetutup)
– Untuk pertanyaan tetutup, kode ditentukan dengan mudah, misalnya: 1 untuk jawaban ya/setuju dan kode 0 untuk tidak/tidak setuju; atau ditambah kode 99 untuk jawaban yang kosong (responden tidak meberi jawaban).
– Untuk pertanyaan terbuka dilakukan dengan tahapan tertentu
1. jawaban responden diperiksa untuk dibuat kategori jawaban tertentu.
2. Apabila ternyata jawaban perlu dikategorikan, dibuat kategori yang sesuai
3. Setelah itu tiap kategori diberi kode

Seluruh kode yang ditentukan untuk tiap jawaban, disusun dalam buku kode. Buku kode ini selain diperlukan dalam pengkodean juga digunakan sebagai pedoman untuk analisis data dan penulisan laporan
3. Tabulasi (tabulating)
– Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan menghitung data hasil pengkodean, untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel
– Tabel dapat berupa tabel frekuensi, tabel korelasi, atau tabel silang.
– Pada dasarnya ada 2 cara pelaksanaan tabulasi, yaitu:
1. Tabulasi manual. Semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian tabel dilakukan dengan tangan.
2. Tabulasi mekanis. Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan tertentu, yaitu: komputer. Semua kegiatan dilakukan dengan bantuan alat yang telah dipilih.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
            Dalam bagian ini hasil penelitian itu ditafsirkan lagi dalam hubungan
dengan hipotesis (atau pernyataan) penelitian di sini, dibicarakan pula
implikasi dan penerapan hasil penyelidikan itu.
MENGAPA PERLU ADANYA PEMBAHASAN?
Pembahasan sangat diperlukan dalam suatu laporan penelitian (termasuk desertasi dan tesis). Hal ini dimaksudkan untuk:
• Menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai
• Menafsirkan temuan-temuan penelitian
• Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan 2
• Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru
• Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan penelitian

A. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN
Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.
Mendeskripsikan informasi dari responden ini ada dua macam. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden.
Jika data tersebut dalam bentuk kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara mendeskripsi data dapat dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.
Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh peneliti atau pengembang adalah menganalisis data yang ada dengan menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif ini mereka dapat mempresentasikan secara ringkas, sederhana, dan lebih mudah dimengerti. Yang termasuk analisis deskriptif pada umumnya termasuk mengukur tendensi sentral, mengukur variabilitas mengukur hubungan, mengukur perbandingan dan mengukur posisi suatu skor. Fungsi deskripsi data adalah untuk mengadministrasi dan menampilkan ringkasan yang ada sehingga memudahkan pembaca lain mengerti substansi dan makna dari tampilan data tersebut.

B. PENGUJIAN PERSYARATAN PENGOLAHAN DATA
Uji persyaratan diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogeny. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada bab ini tercapailah klimak pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Sehingga hasil uji hipotesis pada analisis statistika, biasanya akan selalu jatuh pada dua kemungkinan diatas.
Suatu hipotesis nihil dikatakan diterima, jika hipotesis nihil yang diturunkan dari hasil kesimpulan kajian teoritis tidak ditolak atau diterima. Jika ternyata tes statistika menerima hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses hasil kajian pustaka, hanyalah disebabkan oleh suatu kebetulan saja atau oleh adanya kesalahan yang tidak disengaja waktu mengambil data di lapangan.
Atau dari hasil uji testing hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa, hipotesis riset yang telah diajukan oleh si peneliti sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang ada.
Para peneliti dalam hal ini, langsung dapat mengambi kesimpulan atau atau menginterprestasi hasil analisis, berdasarkan kepada hasil uji testing yang telah dilakukan. Yang perlu diperhatikan di sini adalah proses uji testing tidak sama dengan proses membuktikan dalam ilmu matematika. Testing hipotesis tidak sama dengan membuktikan.
Dalam membuktikan rumus atau soal yang diajukan dalam matematika, seorang siswa harus mengulang kembali, jika mereka belum bisa membuktikan formula yang diajukan. Sedangkan dalam uji hipotesis, peneliti langsung dapat memasukkan pada dua kemungkinan yang ada yaitu diterima atau diterima.
Ada dua kemingkian kesalahan dalam mengambil keputusan terhadap hipotesis yang diuji yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II. Pengambilan keputusan dikatakan kesalahan tipe I, jika seorang peneliti menolak hipotesis nihil yang dalam kenyataannya benar. Pengambilan keputusan dikatakan termasuk dalam kesalahan tipe II, jika peneliti ternyata tidak menolak hipotesis nihil yang kenyataannya adalah keliru.

D. INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
2. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
3. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
4. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
5. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang dilakukan
6. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai laporan penelitian adalah :
    a. Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester, semesteran), motivasi terhadap proses belajar mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan sikap.
    b. Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas, peningkatan ketrampilan hasil belajar.
7. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan penelitian.
8. Paparan table antar siklus




V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan merupakan suatu pernyataan yang mengandung makna dari pembicaraan. Kesimpulan diperoleh dari untaian fakta-fakta yang terjadi. Sehingga, kesimpulan dapat berupa kalimat yang bersifat pendapat yang menggeneralkan fakta-fakta yang ada.
Kesimpulan merupakan hal yang paling intim dalam sebuah wacana. Inti dari sebuah pelajaran yang hendak diberikan melalui penjabaran - penjabaran fakta akan mengarahkan pada kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh kesimpulan:
Data kriminalitas menunjukkan bahwa sebanyak 5987 kasus kejahatan menimpa anak-anak. Hal ini tentu menyita perhatian publik. Pasalnya sebanyak 2007 anak terlibat dalam tindak kejahatan, sementara sisanya sebagai korban. Kasus kejahatan ini meliputi pencurian, pembegalan, narkoba, dan seks. Meningkatnya kasus kejahatan yang melibatkan anak-anak tentu menyita perhatian masyarakat. Pendidikan karakter yang digadang-gadang dapat membentuk karakter anak sesuai dengan karakter bangsa pun belum jelas terlihat. Pakar psikologi anak menjelaskan bahwa pendidikan karakter anak adalah tanggung jawab orang dewasa, meliputi pendidikan orang tua, masyarakat / lingkungan, dan juga sekolah. Oleh karena itu, pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama bukan hanya satu pihak.

Pada contoh di atas, gagasan utama pada paragraf terletak di akhir paragraf (yang dicetak miring dan ditebalkan). Pada wacana diatas, gagasan utama juga merupakan kesimpulan. Kesimpulan dari wacana yang ingin disampaikan ialah masalah pendidikan anak (kalimat dengan penulisan bold dan italic).
Kesimpulan pada paragraf diatas merupakan ide pokok yang terdapat pada akhir paragraf tersebut. Adapun macam-macam pola pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan letak kesimpulan atau ide pokok, yaitu deduktif dan induktif. Perbedaan yang mendasar ialah letak gagasan utamanya. Paragraf yang menjabarkan terlebih dulu kesimpulan baru fakta-fakta yang mendukung disebut dengan paragraf deduktif. Sebaliknya, paragraf induktif menjabarkan terlebih dahulu fakta-fakta atau alasan-alasan yang kemudian merujuk pada kesimpulan di akhir kalimat. 

Cara Menentukan Kesimpulan

1. Scanning wacana

Tak perlu membaca secara keseluruhan wacana yang ada. Carilah kata kunci atau ide pokok pada tiap tiap paragraf.

2. Cara Merangkai Kesimpulan

Beberapa macam cara yang dapat digunakan dalam menyimpulkan, yaitu:
a. Teknik generalisasi
Kesimpulan diperoleh melalui proses penarikan pernyataan secara umum dari kalimat-kalimat fakta sebelumnya. Ciri khas teknik ini mengunakan kata dengan demikian. Perhatikan contoh berikut:
Hasil belajar siswa kelas X SMA Sumber Ilmu kurang memenuhi kriteria kelulusan minimum (KKM). Oleh karena itu banyak siswa yang mengikuti program remedial untuk mencukupi nilainya. Diketahui bahwa selama ini guru memberikan tugas diskusi kepada siswa tanpa arahan dan pengawasan guru. Selain itu, interaksi yang terjadi selama pembelajaran hanya satu arah. 
Kesimpulan yang dapat ditarik dari paragraf ialah “Dengan demikian, peran guru sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa, meski pembelajaran kini berbasis pada siswa yang aktif namun membutuhkan bimbingan dan arahan guru”. 
b. Teknik analogy
Yang dimaksud dengan analogi ialah membandingkan dua hal yang berbeda namun diperlihatkan kesamaan pada sisi tertentu. Perhatikan contoh berikut:
Hidup itu ibarat sebuah perjalanan yang memiliki tujuan. Ketika ingin memutuskan untuk pergi ke suatu tempat maka untuk meraihnya kita harus bergerak. Akan ada orang lain yang memiliki tujuan yang sama dalam menuju tempat tersebut. Namun, pada akhirnya masing-masing akan sampai pada waktu yang berbeda-beda. Hal ini karena dipengaruhi oleh bayak hal seperti, pemilihan angkutan yang akan mempengaruhi waktu kita untuk sampai pada tujuan tersebut. Angkutan umum relatif lebih lama dibanding mengendarai angkutan pribadi. Selain itu, perbedaan jarak antara rumah dengan tujuan kita juga akan mempengaruhi hal tersebut, rute perjalanan dan lainnya. Semua itu tergantung pada pilihan yang kita ambil.
Kesimpulan dari paragraf tersebut ialah, “Hidup ibarat perjalanan, memiliki tujuan. Cepat atau lambatnya kita dalam meraih tujuan adalah tergantung bagaimana kita memilih jalan untuk menempuhnya”. 

B. IMPLIKASI
             Telah disebutkan sebelumnya bahwa kata implikasi lebih erat kaitannya dengan kajian ilmiah atau hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Tujuan implikasi penelitian adalah membandingkan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan hasil penelitian yang terbaru atau baru dilakukan melalui sebuah metode.
Terdapat jenis-jenis implikasi metode penelilitian yang pada umumnya dilakukan untuk melakukan sebuah kajian ilmiah dan penelitian. Beberapa jenis implikasi penelitian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis adalah dimana seorang peneliti akan menggunakan kelengkapan data berupa gambar-gambar maupun foto yang bertujuan untuk menguatkan hasil temuan dan penelitiannya. Gambar-gambar ini diperlukan peneliti untuk mendukung dan melengkapi hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya agar dapat dipresentasikan kepada pihak penguji. Gambar-gambar yang disajikan tersebut juga harus berkaitan dengan implikasi teoritikal berdasarkan hasil penelitian yang disajikan.

2. Implikasi Metodologi

Implikasi Metodologi penelitian adalah membahas tentang bagaimana cara dan metode dari teori-teori yang digunakan dalam sebuah penelitian. Biasanya seorang peneliti memiliki banyak metode yang akan atau telah digunakan dalam penelitiannya. Sehingga implikasi metodologi ini lebih menjadi sebuah refleksi seorang peneliti terhadap hasil penelitiannya. Hal ini karena setiap peneliti pasti memiliki cara yang khas dan metode masing-masing untuk menyelesaikan hasil penelitiannya tersebut.

3. Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial mengulas atau membahas tentang kesimpulan atau hasil akhir penelitian. Tentunya kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan atas kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam metode penelitian. Kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mendapatkan hasil akhir keputusan tersebut diperoleh melalui sebuah proses pengambilan keputusan yang bersifat menyeluruh dan partisipatif dari seluruh anggota peneliti dan dengan cara manajerial yang tepat. Implikasi kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan hasil penelitian  tersebut disebut juga sebagai implikasi manajerial. Selain itu, implikasi manajerial dapat memberikan manfaat bagi ilmu manajemen. Manajemen itu itu terdiri dari dua implikasi yaitu :
  1. Implikasi prosedural, yaitu analisis, perencanaan kerja, pilihan kebijakan, dan tata cara analisis.
  2. Implikasi yang bersifat substantif, yaitu perkiraan rencana maupun perumusan sebuah tindakan.
C. SARAN
Saran diberikan kepada pihak-pihak terkait untuk menerapkan atau menindaklanjuti hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan adanya perubahan dan kemajuan di bidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil penelitian, harapan adanya penyelesaian atau jalan keluar dari suatu permasalahan yang penting dalam kehidupan orang banyak.
Contoh saran :
  1. Mengingat pembelajaran dengan “Media Monopoli” dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa, seperti dalam pembahasan pada penelitian ini maka disarankan pembelajaran ini dapat diterapkan  sebagai variasi dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Purbalingga. 
  2. Pada kesempatan ini peneliti menerapkan pembelajaran dengan “Media Monopoli” pada materi Sistem RANGKA dan Peredaran Darah, dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan  bagi peneliti yang lain dapat menggunakan pembelajaran yang sama tentang “Media Monopoli” pada materi pelajaran yang sama di sekolah yang berbeda untuk memperkuat hasil penelitian ini dan sebagai pembanding.
  3. Media Monopoli menuntut guru untuk kreatif. Bagi guru yang akan melakukan penelitian ini disarankan agar berkolaborasi dengan guru TIK, hal ini untuk memudahkan dalam pembuatan papan Monopoli..
  4. Pada “Media Monopoli” pembelajarannya terpusat pada siswa untuk itu perlu banyak pendamping bagi siswa, berhubungan dengan hal tersebut dalam penerapan pembelajaran ini disarankan guru membuat team teaching.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini.
Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :
  • Nama penulis dan nama keluarga (jika ada)
  • Ditempatkannya didepan nama kecil
  • Tahun Penerbitan
  • Judul Buku
  • Tempat Penerbitan
  • Nama Penerbit
Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
  1. Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan nama akhir / belakang kecuali nama Cina.
  2. Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
  3. Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul.
  4. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7.
  5. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi.
  6. Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi
Sedangkan untuk cara penulisan daftar pustaka dan teknik penulisan daftar pustaka dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu sumber dari jurnal , buku, internet, peraturan pemerintah , perundang-undangan, makalah, karya tulis serta surat kabar/koran. 
Berikut ini merupakan beberapa contoh penulisan yang baik dan benar dari berbagai sumber :
1.    Contoh Daftar Pustaka dalam pengambilan data dari internet :
lbarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008
2.    Contoh daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku :
- Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
     - Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
      3.    Contoh daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama :
- Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
-  Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.




LAMPIRAN
            Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke dokumen utama. Lampiran dapat ditemukan dalam surat maupun dalam buku. Lampiran surat dapat berupa teks, seperti dokumen pendukung (misalnya daftar riwayat hidup pada surat lamaran kerja, kuitansi, kliping koran) maupun berupa gambar, seperti foto. Dalam perkembangannya, lampiran surat juga dapat ditemukan dalam surat elektronik.
            Lampiran buku biasanya berisi data-data tambahan yang mungkin terlalu banyak bila disertakan pada teks utama (misalnya tabel data hasil penelitian) atau penjelasan lebih lanjut mengenai topik tertentu dalam buku (misalnya penurunan rumus matematika). Lampiran buku juga dapat berisi teks maupun gambar.
Dalam surat maupun buku lampiran biasanya diletakkan di bagian akhir; lampiran surat dapat berbentuk lembaran terpisah yang diletakkan di bawah surat utama, sedangkan lampiran buku ditulis misalnya setelah bab terakhir, sebelum bagian indeks.
          

MonkeyDLuffy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram